TRADISI TONGKEK SAAT BULAN RAMADHAN DI DESA PANCOR KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Tradisi membangunkan masyarakat saat sahur di bulan ramadhan berbeda-beda di masing-masing daerah. Seperti tradisi membangunkan sahur dengan alat musik tongkek yang dimainkan para pemuda Pancor di Pancor Lombok Timur setiap jelang sahur menjadi kekhasan sendiri yang berbeda dengan daerah lain.
Memainkan alat musik tongkek yang terbuat dari bambu dan kayu keliling kampung tidak masyarakat membuat merasa bising melainkan menjadi irama merdu khas bambu yang membawa masyarakat seakan-akan kembali ke tahun 1950-an
Jumlah personil lengkap yang memainkan musik khas pancor ini sebanyak 22 orang untuk dapat melengkapi tinggi rendahnya nada. Seiring dengan perkembangan zaman personil tongkek yang dapat memainkan alat musik yang didominasi dari bambu ini sebanyak 12 personil. Tarian khas juga mengiringi musik tongkek yang langsung dilakukan para personilnya.
Pembina Tongkek Pancor Yudi mengungkapkan tongkek ini merupakan alat musik tradisional pancor yang lahir di pancor untuk mengingatkan masyarakat untuk sholat setiap hari dan membangunkan sahur saat ramadhan. Semakin minimnya personil tongkek sebagai pengingat sholat lima waktu tidak dapat dilaksanakan. Momen bulan puasa menjadi kegiatan wajib para personil yang tergabung sanggar Tongkek Pancor.
Keliling kampung dan menyanyikan irama merdu tongkek dilakukan para pemuda di kolaborasi dengan gendang dan rencek menyesuaikan sejumlah lagu yang dibawakan. Salah satu lagu yang dibawakan berjudul pukul telu atau pukul 3 dini hari yang juga berisi membangunkan kegiatan para pemain tongkek membangunkan sahur. Terdapat juga lagu-lagu sasak dan religi juga dimainkan untuk memberikan suasana berbeda. Bahkan lagu wajib yang dimainkan adalah sholawatan," tuturnya.
Untuk saat ini dijelaskan Yudi latihan empat kali dalam sebulan dilakukan personil Tongkek Pancor karena kesibukan personil karena kesibukan personilnya yang rata-rata sibuk menuntut ilmu dibangku sekolah. Meskipun demikian saat latihan serius jalani setiap pertemuan untuk mengingatkan kembali serta mengasah kemampuan untuk memainkan tongkek.
" Melalui latihan ini juga kesenian tongkek diajarkan kepada pemda maupun anak-anak dengan harapan besar kesenian tongkek tetap lestari menjadi bagian kesenian masyarakat Pancor," tambahnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur Haji Mugni mengungkapkan kesenian tongkek menjadi ciri khas masyarakat Pancor saat puasa yang perlu dikembangkan. Bahkan kesenian tongkek saat ini telah dijadikan bagian dari wisata religi ke makam Maulana Syekh Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang dapat ditampilkan dan menghibur saat para peziarah datang.
' kesenian musik tongkek akan terus dikembangkan lebih lanjut dengan kerjasama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Lombok Timur. Dengan kesenian asli Pancor tersebut dapat menjadi ikon pariwisata daerah Patuh Karya," tandasnya. YH
Komentar
Posting Komentar